LEARNING (POGIL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP NEGERI. Word, numbering in the learning step, check the writing bibliography. Yuliati, “Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah. Dasar Melalui.
1 ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA KELAS XI IPA SE-KOTA TEGAL Puji Kristiana Dewi 1, M. Syaipul Hayat 2 Universitas PGRI Semarang Abstract The aim of study is to find out the science process skills of class XI IPA high school students in Tegal city. Survey method was used in this descriptive research. 245 high school students were involved as sample. The sample was taken by using proportionate stratified random sampling. The method of data collection were using test, interview, questionnaire, and observation.
The best analysis of science process skills of high schools students in Tegal city belonged to the category of 'good and sufficient' by disputing the percentage is (47% and 46%). The highest aspects students science process skills percentage was classifying aspects which the value was 89, the lowest were applying of the concept aspects which the value was 37. So it can be concluded that the level of science process skills of high school students in the Tegal city was good and sufficient. Keywords: Science Process Skills, High Schools in Tegal Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai Keterampilan Proses Sains siswa kelas XI IPA SMA se-kota Tegal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survei.
Sampel dalam penelitian ini 254 siswa SMA kelas XI se Kota Tegal yang diambil dengan menggunakan teknik proportionate statified random sampling. Metode pengambilan data menggunakan metode tes, wawancara, angket dan observasi. Analisis keterampilan proses sains siswa di SMA se-kota Tegal tergolong pada kategori baik dan cukup dengan persentase yaitu 47% dan 46%. Jika dilihat dari segi aspek keterampilan proses sains siswa, aspek dengan persentase tertinggi yaitu aspek mengklasifikasikan dengan nilai 89, sedangkan terendah yaitu aspek menerapkan konsep dengan nilai 37, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Tegal berkategori baik dan cukup. Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, SMA se Kota Tegal 1,2 Prodi Pendidikan Biologi Universitas PGRI Semarang 395 2 PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut menuntut bangsa Indonesia untuk menyiapkan generasi yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.
Upaya peningkatan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan adalah melalui pendidikan. Menurut Prabawati & Rohandi (2015) pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan itu Marjan, et al. (2014) menyatakan bahwa pendidikan menjadi ukuran utama suatu bangsa dikatakan sebagai bangsa yang memiliki kesejahteraan tinggi, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat sentral dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula, dan sumber daya manusia yang berkualitas mampu menghadapi tantangan kehidupan dan berkemampuan secara proaktif untuk penyesuaian diri pada perubahan zaman.
Pada tahun 2010, Berdasarkan survey yang dilakukan Education For All bahwa terjadi proses dormansi bahkan penurunan dalam survey pendidikan di Indonesia, yang berada pada peringkat 65 dari 128 negara. Pada tahun 2011 peringkat Indonesia turun ke peringkat 69 dari 127 negara yang di survey (Education For All,2011). Data tersebut diperkuat oleh hasil riset OECD (2012) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan sains pada peringkat 64 dari 65 negara yang mengikuti dengan nilai 382.
Di sisi lain, pembelajaran sains memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatakan kualitas sumber daya manusia, sehingga mampu menghadapi globalisasi dalam bidang IPTEK. Hal ini sebagai gambaran kualitas pendidikan Indonesia yang harus segera diperbaiki secara keseluruham baik dalam pengetahuan, sikap maupun keterampilan agar pembangunan disegala bidang dapat segera terlaksana. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan pembelajaran yang menggunakan langkah-langkah metode ilmiah. Pada pembelajaran IPA proses belajar siswa dianggap sangat penting, oleh karena itu pembelajaran IPA menekankan pada keterampilan proses.
Menurut (Lindrawati & Rohandi, 2015) pada pembelajaran IPA, aspek-aspek pendekatan saintifik terintegrasi dalam pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran IPA dapat diterapkan melalui keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa mampu menemukan fakta-fakta, membangun konsep, dan teori dalam pembelajaran yang diterima. Siswa diarahkan untuk melibatkan diri dalam kegiatan ilmiah pada proses pembelajaran.
Keterampilan proses sains merupakan salah satu keterampilan yang digunakan untuk memahami fenomena-fenomena sains. Keterampilan ini diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum, dan teoriteori sains (Amnie, et al, 2015). Keterampilan proses sains sangat penting dimiliki oleh siswa karena sebagai 396 3 persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di masyarakat sebab siswa dilatih untuk berfikir logis dalam memecahkan suatu masalah. Oleh sebab itu, keterampilan proses sains perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Siswa yang telah memilih jurusan IPA seharusnya sudah memiliki keterampilan proses sains, sehingga siswa dapat memahami berbagai fenomena, peristiwa, dan fakta yang berkaitan dengan alam sekitar. Pemahaman dan kemampuan terkait keterampilan proses sains pada siswa sangat penting untuk diperhatikan oleh guru. Berdasarkan laporan konferensi Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI, 2015) pada tanggal 18 Mei 2015 nilai rata-rata Ujian Nasional di Kota Tegal mengalami penurunan.
Pada tahun 2014 rata-rata nilainya adalah 66,60 dan rata-rata nilai pada tahun 2015 adalah 62,84. Perubahan yang terjadi adalah 3,76 terbilang cukup banyak mengalami penurunan, karena itulah guru perlu mamahami seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Pentingnya penelitian seberapa jauh keterampilan proses sains siswa SMA dikota Tegal perlu diamati, sebagai langkah awal siswa yang tidak hanya memahami konsep materi tanpa memahami latar belakangnya. Proses menjadikan siswa sebagai ilmuwan dirasa penting untuk memahamkan siswa terkait konsep materi yang telah diajarkan guru. Mengingat pentingnya jurusan IPA dalam memahami keterampilan proses sains maka penelitian tentang keterampilan proses sains perlu dilakukan di Kota Tegal.
Dengan demikian judul dari penelitian ini adalah Analisis Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa Kelas XI IPA Se-Kota Tegal. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) se Kota Tegal pada tanggal 19 Juli sampai 3 Agustus Sampel dalam penelitian ini yaitu 7 SMA Negeri/Swasta se Kota Tegal yang diambil dengan menggunakan teknik proportionate statified random sampling. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu metode tes, wawancara guru, lembar angket siswa serta lembar observasi sarana dan prasarana sekolah. Tes yang diberikan menggunakan soal-soal yang sudah di validasi ahli dan validasi uji kelayakan soal. Analisis kualitatif meliputi data reduction, data display serta verification. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Kategori KPS Siswa SMA Se-Kota Tegal Hasil analisis Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa di SMA Se-Kota Tegal berada pada kategori baik dan cukup dengan persentase yang berimbang.
Hal ini dibuktikan dari hasil tes pada soal KPS dan diperkuat dari hasil wawancara guru beserta hasil observasi sekolah. Tingkat keterampilan proses sains yang baik tentunya akan berpengaruh pada proses belajar siswa. Menurut Trianto (2012) dengan mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap nilai yang dituntut.
Oleh karena itu, siswa seharusnya memiliki keterampilan proses sains yang baik. Berikut distribusi hasil persentase kategori keterampilan proses sains siswa 397.
4 SMA di Kota Tegal yang disajikan dalam Tabel 1, serta Gambar 1. Hasil Persentase Kategori KPS siswa SMA se-kota Tegal No Kategori Rentang nilai Frekuensi Nilai (%) 1 Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali.